March 06, 2011

belajar pengalaman

Belajar dari Pengalaman
Hari-hari ini aku semakin sering disibukkan dengan kata cerai. Ya! Tetanggaku yang notabene masih saudara jauhku , mereka tiga pasang manusia yang memutuskan berpisah. Dan sialnya, salah dua dari tiga pasang yang kusebutkan ialah ibu dan anak pun ngajuin gugatan cerai secara bersamaan. Gila.! Emang gila! Tapi apa yang diharapkan lagi dari hubungan penuh cek-cok? Yaaah, semoga Tuhanku yang begitu pemaaf mau mengampuni dosa hambanya yang hina ini. (disini aku gag akan ngelucu, jadi jauh dari ngakak dan rock n roll)
Tidak ada pembagian gono-gini pada kasus perceraian kali ini, pembagian anak pun juga tidak ada. Yang ada hanya isak tangis dua anak perempuan kakak beradik yang bersiap meninggalkan rumahnya yang telah dihuni selama hampir tiga puluh tahun , karena mereka tak sudi melihat ayah tiri. Gag kerasa aku juga ikut nangis, mengantar di ambang pintu. Laki bini itu emang EGOIS! Jadi Laki-laki tak tahu diri, jadi perempuan yang salah langkah. Oh kalian adalah sahabatku masa kecil. . . kalian korban guys!!!
Aku langsung bersyukur lega liat diriku, seenggaknya nyokap bokap masih romantic kadang kala. Lagipula, kita sebagai anak gag seharusnya menjadi ganjalan bagi parents kita. Umpama gini, kita belajar DEWASA dech! Kalau nyokap kita gag mau dimadu? Kalian gimana? ;
Kalau nyokap jadi korban KDRT? Kalian gimana? ;
Kalau nyokap kita gag pernah dinafkahi lahir batin? Kalian gimana? ;
Kalau ada orang yang lebih membuat bahagia parents kita gimana? Kalian gimana? ;
Apa kita harus musuhi orang yang telah ngelahirin dan ngegedhein kita?? Haaa? Hanya karena kita maksain ego kita dan mengekang kebahagiaan nyokap bokap kita tercinta. They know who they are, and they know what they want.
Terkadang belajar itu emang sulit. Apalagi belajar menerima kenyataan, pahit banged malah. Tetapi lebih nista lagi kalau kita tidak pernah menjalani problem, dan sekali kena kasus jadi bunuh diri. Gag lucu kaaann? Siapa bilang lucu? Bukan saya bu!
Kayak kemaren malem tuh! Ada orang mau bunuh diri gara-gara depresi berat. Anehnya, dia malem-malem nelponin orang dan bilang kalo dia lagi di kuburan. Dengan berbekal gunting, dia ngancem mau bunuh diri. Untung gag melambaikan tangan ke kamera! Huhh! Malam senin terpaksa jalan-jalan ke kuburan rame-rame.
So cukup sudah!
Be wise guys please…

1 comment: